Kamis, 21 Januari 2016

AHSANI TAQWIM

AHSANI TAQWIM


            Dimensi hati kadang melimpahkan kekesalan, kesedihan dan kegembiraan. Sudah kodrati manusia sebagai Ahsani Taqwim (Makhluk yang paling sempurna) dalam penciptaanNya. memiliki dikotomi hati. 
           Terkadang dikotomi tersebut menimbulkan kemunafikan dalam mindset manusia. Manusia adala insan yang memiliki kemulian, kemulian tersebut terletak di Kepala. sehingga Otak manusia berada diwilayah itu. Namun Mengapa banyak diantara kita yang ber-otak tidak memuliakan kepala? Bukankah letak kepala selalu berada di atas? beda halnya dengan hewan yang Kepalanya terkadang sejajar dengan punggung, ada pula yang sejajar dengan perutnya. 
        Kita adalah manusia sebagai spesies yang mengilhami insting dan perasaan, tidak sepatutnya menyetarakan kepala dengan perut, seperti Binatang melata alias Ular. Ular memiliki pergerakan lambat namun memiliki penciuman dan penglihatan yang tajam, Ular sering mengintai mangsa secara perlahan, ketika mangsa tertangkap dililit sedemikian kuat, dijerat dan akhirnya di santap.
          Refleksi manusia Ular mereka yang tamak dan rakus akan urusan perut, mementingkan ego semata, maka pantas Otak mereka tak berfungsi.
             Ada juga yang kepala sejajar dengan punggung alias Penjilat. perilaku semacam ini sungguh tidak memanusiakan manusia sesungguhnya. Tuhan telah begitu jeli menciptakan Ciptaanya dengan keberagaman dan kapasitas yang dimilikinya, tidak ada makhluk yang sama persis walaupun kembar identik sekalipun. Bukankah perbedaan itu adalah Rahmat (the differences are mercies)?. Maka manusia tidak bisa mengingkari bahwa sesamanya membutuhkan satu sama lain (makhluk sosial). 
             Manusia dalam sejarah sepanjang diciptakanya Nabi Adam hingga detik ini, memiliki era dan zaman yang terus berubah (change). perubahan zaman dalam setiap Era memiliki siklus tersendiri perubahannya, tergantung manusia didalamnya, bukan tergantung kepada Hewan di zaman itu. Mengapa hal ini penting untuk dituliskan, karena manusia merupakan makhluk yang setiap masa melakukan perubahan. Manusia sering Galau, jenuh dan Bosan. Kegalauan yang luar biasa tersebut membuat manusia mencari Ide untuk terus melakukan perubahan. Aneh jika ada buaya, Harimau dan Hewan lainnya yang Galau. apa kata dunia??? Manusia adalah sumber perubahan, merubah kondisi kearah yang lebih baik, hal tersebut tentunya yang kita harapkan. Jika perubahan tersebut ke arah yang sesat? Manusia akan kembali menjadi hewan. yang kata Aristoteles dalam kitab Mantiq manusia sebagai " Alyawanun Natiq" alias Hewan yang berfikir. Naudzubillahi min dzalik.
mari lakukan perubahan sekecil apapun, karena waktu tidak bisa menunggu, waktu terus mengejar perubahan alam dan alampun tak bisa menunggu kita. Bersyukur kepada Rabb yang menjadikan Kepala kita sejajar dengan kaki hanya ketika Sujud KepadaNya. Karena Dia yang Maha Sempurna untuk disembah. Wallahu 'Alam.

                                                                Ketika kaum Adam dalam Balutan Koko Jumat, Aku
                                                                              menyempatkan menulis Kegalauan hati
 
                                                                                       Cempa, 22 Januari 2016
             



Tidak ada komentar:

Posting Komentar